Secuil Kisah Mereka yang Datang ke Jakarta dalam Aksi 212


Semangat kebhinekaan Indonesia dan Pancasila yang hakiki kembali ditunjukkan jutaan umat Muslim saat Aksi Bela Islam III, Jumat (2/12) lalu.

Tak hanya dari Jakarta, kaum Muslim juga datang dari berbagai penjuru negeri sebagai bukti kecintaannya pada Islam dan NKRI. Termasuk oleh seorang yang tinggal berkilometer jauhnya dari Jakarta, Dimas (31) warga Cilacap, Jawa Tengah.

“Hati saya tiba-tiba tergerak sendiri untuk pergi,” kata dia kepada Aktual, Minggu (4/12).

Dituturkan Dimas, pemberitaan media yang mengabarkan seolah aksi 411 lalu penuh intrik, menyeramkan, rusuh dan stigma negatif lain justru menguatkan tekadnya untuk membuktikan sendiri seperti apa sebetulnya Aksi Bela Islam.

Hendak berangkat pun, tak sedikit temannya menganjurkan supaya ia batal pergi karena dianggap seperti orang kurang kerjaan, ikut acara yang dinilai tidak jelas, namun dengan Bismillah, bersama seorang teman, Dimas berangkat.

Setiba di kawasan Monas yang terlihat justru berbeda, kekhawatirannya sirna. Suasana terasa begitu damai, para rombongan daerah lain yang dijumpai saling bersahutan takbir dan sholawat penuh khidmat. “Rasanya luar biasa, keren sekali,” kata Dimas.

Baginya, inilah kebhinekaan. Saat semua orang berbaur menjadi satu dari berbagai daerah, suku seperti Jawa, Tionghoa, bahkan agama lain pun datang, dari semua kalangan dan usia.

“Getaran hati yang luar biasa mendengar takbir, aminnya jutaan orang, nyanyian lagu Indonesia Raya jutaan orang, hampir semua orang disitu seperti saudara senasib dengan satu tujuan. Dibayar 100 milliar pun belum bisa merasakan perasaan ini,” ucapnya.

Ketika selesai acara, jamaah bubar secara tertib, saling bersalaman, berpelukan, mendoakan agar selamat kembali ke rumah masing-masing. Menurutnya, tak ada satu orang pun di negara ini yang mampu menggerakan ini semua, hanya Allah SWT. “Alangkah indahnya Islam, alangkah damainya Indonesia,” imbuh Dimas.

“Yang jelas, saya merasa lebih dekat dan cinta sama Islam, sama Indonesia. Selama ini berdoa di Masjid yang ngaminin paling berapa orang, tapi ini jutaan, itu yang bikin saya merinding, nangis. Sholat Jumat sambil hujan-hujanan basah kuyup tapi tak satu pun yang pindah dari sajadahnya, Subhanallah,” katanya.

Apa yang dirasakan Dimas tidak jauh berbeda dengan Zakie (53), warga Kotagede, Yogyakarta. Demi mengikuti hajatan 212, berbekal makanan secukupnya di ransel, seorang diri ia berangkat ke Jakarta. Bahkan, Zakie sempat berwasiat kepada Istri dan anak, mengingat bila terjadi kerusuhan mungkin saja ia jadi korban.

Tentu saja, sesampai di kawasan Monas kondisi aman dan damai. Makanan justru berlimpah ruah diberikan sesama muslim disana secara gratis. “Luar biasa banyaknya, semua orang berlomba-lomba saling berbagi,” kata Zakie.

Kebersihan para peserta aksi juga baginya sangat mengesankan, mereka termasuk Zakie dengan sukarela memungut sampah dengan tangan telanjang membantu petugas Dinas Kebersihan.

“Itu komitmen kita dalam aksi damai ini, jangan sampai ada sampah. Karena secara kaffah damai itu tertib, bersih dan tidak meninggalkan kotoran, supaya nggak membebani Dinas Kebersihan,” ujar Zakie.

Saat sholat Jumat bersama jutaan Muslim lain, Zakie mengisahkan, ketika keningnya bersujud di sajadah yang tergenang air lantaran hujan, air seolah-olah meresap ke ubun-ubun hingga terasa ke jantung. “Subhanallah, rasa itu sesungguhnya tidak bisa dijelaskan,” kata dia.

Zakie pun menegaskan, bagi mereka yang selalu mencibir aksi 212, agar cepat mendapat hidayah, tergetar hatinya, sebab ini soal hati, bagaimana munculnya rasa keterpanggilan diri seorang Muslim.

“Kami saat itu mendoakan tidak hanya umat yang ikut berjamaah disana tapi seluruh saudara sebangsa dan diamini jutaan orang, luar biasa. Islam rahmatan lil alamin untuk kedamaian Indonesia,” tutur Zakie, bersemangat.

Baginya, keikutsertaan dalam hajatan 212 adalah pertanggungjawaban pribadi kepada Allah SWT bahwa dia pernah membela dan menegakkan ayatNya di dunia. (yk/aktual) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment