Potret Toleransi, Atlet Futsal Perempuan Rusia Berhijab Saat Pertandingan di Iran


Ada hal menarik saat pertandingan persahabatan futsal perempuan antara Rusia dan Iran. Atlet Rusia yang mayoritas bukan beragama Islam tetap mengenakan hijab saat pertandingan digelar di Teheran. Hal ini dilakukan tim nasional futsal perempuan Rusia dalam rangka menghormati tradisi dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Iran.

Meski demikian, hal tersebut bukan pertama kalinya para atlet Rusia mengenakan kerudung saat bertanding melawan Iran. Kedua tim diketahui sudah sering bertanding bersama. Atlet-atlet Rusia mengaku tidak keberatan untuk memakai kerudung sebagai penghormatan terhadap tradisi perempuan muslim di negara itu.

Direktur Eksekutif Klub Futsal Dina Aleksander Kochetkov mengungkapkan, para atlet tidak merasa ada tekanan untuk mengenakan kerudung dalam setiap pertandingan melawan Iran.   seperti yang dikutip. “Tim Rusia secara berkala mengikuti pertandingan di Iran, begitu pula sebaliknya. Ketika Rusia bertanding di Iran, tim Rusia akan mengenakan pakaian yang tertutup dan berkerudung,” ujarnya sebagaimana dikutip dari publikasi sport.ru.

Lebih lanjut, Kochetov menjelaskan selain karena aturan yang ditetapkan oleh panitia dari tuan rumah, para atlet sebelumnya juga telah sepakat untuk mengenakan kerudung. “Budaya saling menghormati dan menghargai ini tentu saja harus kita jaga, selain tetap menjunjung tinggi nilai sportifitas dalam olahraga,” katanya.

Selama pertandingan berlangsung, kedua tim sempat bermain imbang 3-3 pada babak pertama. Namun, Rusia akhirnya keluar sebagai juara setelah berhasil menjebol pertahanan Iran dengan dua gol pada babak kedua. Dengan demikian, tim futsal Rusia menang 5-3 atas Iran.

Asosisasi Futsal Rusia, melalui halaman Facebook-nya, telah memublikasikan foto-foto pertandingan dan kemenangan tim Rusia. Pertandingan itu digelar pada 18 – 19 Oktober di Teheran, Iran. “Meski ini pertandingan persahabatan, namun kemenangan ini penting buat kami.” lanjutnya.

Sementara itu, ada satu atlet dari cabang catur asal Amerika Nazí Paikidze menolak mengenakan kerudung. Ia menilai pemakaian kerudung bagi perempuan adalah hak yang tidak bisa dipaksakan kepada setiap orang. “Saya tidak dapat mengikuti kejuaraan dunia di negara yang di sana kaum perempuan tidak memiliki hak-hak dasar dan dianggap sebagai masyarakat kelas dua,” ujarnya.

Selain itu, Nazi mengungkapkan keberatannya menggunakan kerudung sebagai bentuk ketidaksetujuannya terhadap panitia penyelenggara. “Banyak yang mengatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa soal Iran, tetapi banyak pula rakyat Iran yang justru berterima kasih kepada saya dan mendukung keputusan saya,” tulis sang atlet berdarah Georgia ini pada halaman Instagram-nya.

Nazí Paikidze kemudian mengirimkan petisi kepada Federasi Catur Internasional (FIDE) untuk mengubah lokasi diadakannya turnamen. Ia mengutip salah satu prinsip dari ‘penolakan terhadap diskriminasi berdasarkan karakteristik nasional, politik, ras, sosial, dan seksual’.

Namun, menanggapi petisi tersebut, FIDE dengan tegas menyatakan bahwa “Iran merupakan satu-satunya negara yang siap menjadi tuan rumah turnamen dan semuanya diharapkan menghormati hukum negara, termasuk dalam aturan berpakaian.” ujar salah satu perwakilan dari FIDE.

Nazí Paikidze merupakan satu-satunya peserta turnamen yang menolak untuk difoto mengenakan hijab. Banyak kritikan masuk kepadanya setelah melakukan penolakan dan rencana pemboikotan lokasi turnamen. Namun, ia tetap menginginkan haknya untuk memilih tidak mengenakan kerudung saat pertandingan. (njs/sports.ru/dbs) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment