Masuk TV Jepang, Syi'ah ditampilkan siksa diri


Sebuah acara televisi di Jepang menayangkan tentang tema agama Islam secara komprehensif dalam sudut pandang seorang jurnalis senior negeri itu, Akira Ikegami, yang sering melakukan perjalanan ke Timur Tengah.

Tn. Ikegami, 66 tahun, yang pernah bertemu Syaikh al-Arifi ini memulai penjelasan tentang Islam, yaitu ajaran yang mengikuti Nabi Muhammad (shalallahu 'alahi wasallam) atas wahyu dari Allah untuk disampaikan pada umat manusia.

Ia juga memberi gambaran singkat mengenai perbedaan antara Nabi Muhammad dengan sosok Yesus versi ajaran Kristen.

"Yesus menurut ajaran Kristen diyakini sebagai anak tuhan... Tapi kalau (Nabi) Muhammad hanya manusia biasa. Maka dalam ajaran Islam dilarang menyembah Muhammad.. Dihormati tapi tidak dikultuskan", paparnya.

Tn. Ikegami kemudian menjelaskan berbagai hal, tentang cara masuk Islam dan konsekuensinya (jika murtad), tata cara ibadah Islam, rukun Islam, tradisi beramal dan lain-lain.

Di bagian berikut, kepada audiens Ikegami memberi sedikit gambaran tentang sekte-sekte di dalam Islam yang dikenal publik. Yaitu Muslim Sunni dan penganut Syi'ah.

Menurut pandangannya, itu bisa dipahami dengan analogi adanya perbedaan Katolik dan denominasi lain di dalam agama Kristen (agama yang lebih banyak diketahui oleh masyarakat Jepang).

Sementara perbedaan antara Sunni dan Syi'ah, kata Ikegami, berasal dari perbedaan konsep kepemimpinan.

Sekte Syi'ah meyakini pengganti kepemimpinan pasca wafatnya Nabi adalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.

[Dimana telah diketahui bahwa golongan Syi'ah imamiyah meyakini adanya imam maksum sebagai penerus ajaran Syi'ah dari Rasulullah (versi mereka), dimana berbeda dengan Syi'ah politik pada masa awal khalifah Ali, -red]

Kembali ke acara TV yang dipandu Tn. Ikegami, ia juga menunjukkan kepada audiens terkait ciri khas ritual Syi'ah yang paling terkenal di dunia. Yaitu menyakiti diri pada hari Asyura untuk memperingati kematian al-Husein.

Video kemudian menunjukkan sekelompok manusia (pemeluk Syi'ah) sedang memukul-mukuli dirinya sendiri untuk mengenang al-Husein.

"Karena itulah mereka menyakiti dirinya sendiri, dengan tujuan merasakan kesakitannya (Husein)..", papar Tn. Ikegami.

Seorang audiens perempuan kemudian bertanya, "Hanya dilakukan laki-laki?"

"Tidak, kaum wanita dan anak kecil juga melakukannya dengan cara masing-masing. Inilah ritual yang dilaksanakan (Syi'ah)", lanjutnya. Dengan tayangan video anak-anak dan perempuan Syi'ah juga memukul-mukul dada maupun kepalanya.

Berbeda dengan Syi'ah, Muslim Sunni atau Ahlusunnah Waljama'ah, tidak mengenal kepemimpinan (maksum) bagi Ali dan keturunannya. Karena menghormati siapapun yang terpilih menjadi pemimpin Muslim (Khalifah).

Jelang bagian akhir acara, kemudian dibahas tentang jilbab atau aturan menutup aurat bagi perempuan Muslim. Seorang audiens perempuan diminta mencoba memakai kerudung. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment