ANAK BAJAJ


Di dekat Stasiun Cikini, bajaj ini biasa mangkal. Seorang bapak dengan anak usia 11 di dalamnya. "Dia ikut saya sejak umur setahun," katanya.

Muhamad Irawan, anak itu, ditinggal mati ibunya 10 tahun silam. "Saya nggak mau kawin lagi, takut ibu baru nanti gak sayang dengan anak saya".

Keluarga kecil itu tak berumah. Konon mereka sempat tinggal di Tanah Abang, kini entah kenapa, tak lagi.

Maka pada setiap pagi, si bapak mengantar irawan ke sekolah tak jauh dari stasiun. Sepulang sekolah ia akan ikut bapaknya mencari nafkah atau bermain dengan sisa temannya di Tanah Abang.

Malam hari bapak dan anak itu tidur di bajaj yang mangkal di sekitar stasiun. Si anak tidur di kursi penumpang. Bapaknya selonjor di belakang kemudi. Urusan mandi dan cuci diselesaikan di MCK umum. Makan di warung2 seadanya.

Ketika irawan masih bayi, "bajaj saya mirip kandang ayam," kata si bapak. Dinding bajaj sisi pengemudi ditutup dengan tripleks untuk melindungi si buah hati dari angin dan hujan. Sekarang dinding itu tak ada lagi. Irawan telah cukup kuat "berkamar" di petak semeter persegi itu.

Sepuluh tahun berlalu, bayi kecil itu berubah jadi anak SD legam dan gempal. Siang itu, saya menemukannya tergeletak begitu saja di belakang kemudi. Bajaj itu memang telah jadi "rumah" bagi keduanya: di belakang kursi penumpang teronggok plastik plastik pakaian irawan dan sekedar perlengkapan mandi. "Plastik biru isinya baju sekolah. Plastik merah pakaian rumah," kata pak bajaj.

Irawan pulas dalam bising lalu lintas dan terik siang jakarta. Sesekali ini menggeliat, memeluk bapaknya dari belakang dan meletakkan telapak tangan pada dada bapaknya yang datar. Dia mencari puting susu. "Itu kebiasaan dia kalau tidur," kata si bapak.

Irawan cuma noktah kecil dalam hiruk pikuk jakarta -- provinsi yang hari hari ini tengah sibuk dengan pilkada.

SUMBER DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment